"...karena melindungi hasil pertanian
tidak harus memusnahkan hama pemangsanya, melainkan memelihara dengan tetap
menjaga keseimbangan ekosistem di bumi lestari ini"
Suatu pagi, saya berjalan
mengelilingi kebun jagung seorang warga petani di Desa Pambotanjara, Kecamatan
Kota Waingapu, Sumba Timur., memotong daun lamtoro untuk makanan ternak kambing
adalah tujuan utamaku menyusuri pinggiran kebun jagung, Bapak Stepanus Ndena
Nggaba.
Dari jarak yang tidak terlalu jauh
dari posisiku berdiri menatap dedaunan, bapak berusia 42 tahun itu menyapa
dengan hangat. “sore pak Umbu, mari masuk kebun cari jagung muda, tapi jagung
pulut sudah terlanjur kering,” ujarnya sambil bangkit berdiri.
Dengan santai, saya pun masuk ke
uma ndai (rumah jaga/kebun). Mendekat di gubuk itu, saya mendapati tumpukan
serabut kelapa dan kain hitam., saya menjadi heran ketika melihat ‘mainan’ yang
dibuat oleh orang tua ini, ya mainan itu menyerupai seekor burung lengkap
dengan paruk, sayap dan ekor, semuanya berwarna hitam.,
untuk memenuhi rasa penasaran,
saya pun bertanya “Bapak, untuk apa ini semua?”
Petani yang juga memiliki
pekerjaan sampingan sebagai pedagang daun lontar ini menjelaskan, bahwa “sabut
kelapa digunakan untuk membuat rangka burung, sedangkan kain hitam ini untuk
membungkus rangkanya, sehingga benar-benar menyerupai burung gagak yang besar.,
tujuannya agar burung gagak takut. “
Sekedar diketahui, pada musim
jagung ke-2 sekarang ini, petani jagung di Desa Pambotanjara sedang diresahkan
oleh serangan hama burung gagak. Sesungguhnya, fenomena hama burung gagak di
Sumba bukanlah masalah yang baru, bahkan sudah merupakan salah satu istilah
yang tak asing bagi orang sumba dengan “pa bohu gagangu”, yang artinya pencuri
seperti burung gagak (kiasan untuk pencuri yang mengambil apa saja yang dilihatnya
pada orang lain).
Cerita singkat dari praktek baik cara
penanganan hama secara tradisional yang dilakukan oleh Bapak Stepanus Ndena
Nggaba, sangat menarik untuk dipraktekkan oleh petani lainnya, sehingga tidak
menggunakan bahan racun kimia untuk mengusir hama., karena melindungi hasil
pertanian tidak harus memusnahkan hama pemangsanya, melainkan memelihara dengan
tetap menjaga keseimbangan ekosistem di bumi lestari ini. SALAM HUMBA
Oleh : Titus Umbu Ray
Mantap pak umbu...!
BalasHapusMksh sdra
Hapus