Senin, 01 Oktober 2018

GEMPA dalam persepsi Marapu

ada sebuah cerita rakyat Sumba sebagai perumpamaan keseimbangan ekosistem di Bumi.

CERITANYA : Bumi ini punya 1 poros inti (kaleki puhu). di sekitaran kaleki puhu, hidup sekumpulan tikus (kalawu) dan sekumpulan kucing (miau). kedua makhluk ini punya peran penting terkait eksistensi Bumi dan penghuninya.

tikus berperilaku buruk, dia selalu ingin menggoyang pusar bumi agar terjadi gempa. sedangkan kucing berperilaku baik yg selalu membunuh tikus untuk menjaga pusar Bumi.

oleh karena kesetiaan dan kebaikan para kucing, orang penganut Marapu memuliakan kucing sebagai binatang yg keramat. menurut mereka, membunuh kucing sama halnya membunuh kebaikan itu sendiri.

namun, seiring berkembangnya zaman. paham rasionalitas menjadi dominan, sehingga mengubah pola pikir manusia dari tradisi naif, berpedoman pada akal sehat. membunuh kucing bukan lagi hal yg tabu, bahkan daging kucing adalah makanan lezat.

akibat dari terbunuhnya kucing, populasi tikus menjadi semakin besar, mengalahkan para kucing. kucing semakin sulit menjaga poros bumi, disaat yg sama tikus semakin merajalela.

nah, di sinilah yg mjd penyebab terkoyahnya poros bumi oleh para tikus jahat dan menyebabkan gempa (upung).

MAKNA
dari perumpamaan tradisi adat orang Marapu yg telah dijelaskan di atas, dapat dimaknai bahwa sejak dunia diciptakan. telah hidup berdampingan antara jahat dan kebaikan. ini merujuk pd sifat asli manusia dlm 2 rupa.

semakin berkembangnya zaman, manusia semakin tidak taat pada Tuhannya, dan merusak alam untuk kepentingan jangka pendek.

antara sifat baik dan sifat buruk tdk lg seimbang dlm diri manusia. manusia semakin durhaka oleh penguasaan sifat buruk. kebaikan tersisihkan oleh sifat buruk yg lbh menguntungkan, dibanding berlaku baik.

untuk itu, alam tdk lg mampu menyediakan sumber daya memanjakan manusia. jalan satu2nya yg bisa dilakukan adalah dg melakukan seleksi. yakni, mengoyahkan dirinya terselubung air bah. dan, dendam alam pun terpenuhi oleh kehendak ilahi.

hari ini, kita telah takut pada perbuatan sendiri, kita gentar keserakahan sendiri, dan kita sendiri.
#terinspirasidaritradisiMarapu
#pemaknaanpenulissendiri

1 komentar: